Semula kehadiran Brahima Traore pada kala itu, diramalkan bakal menambah daya gedor Persib. Tapi, yang namanya pemain baru apalagi pemain asing membutuhkan waktu menuju yang namanya padu.
Brahima memang memiliki skill yang mumpuni. Namun, dia sempat kaget dengan keangkeran Stadion Siliwangi. Bagi pemain asing Persib, tekanan hebat selalu menghantui. Ujung-ujungnya Brahima hanya menjadi pemain setengah babak. Yang paling menyayangkan, pada penampilan perdananya saat melawan PSMS. Mulanya ia diplot oleh pelatih Arcan Iurie untuk menjadi pendobrak. Namun, ya itu tadi, dia butuh waktu untuk beradaptasi. Melawan PSDS pun ia ditarik mundur. Tapi Brahima enggan putus asa. Ia juga mengakui kalau dirinya belum sepenuhnya bisa memahami para pemain lama.
Posisi sebenarnya adalah lini depan. Tapi dari pengakuannya dia bisa ditempatkan di dua posisi. Kalau tidak sebagai striker, dia bisa ditempatkan sebagai playmaker. Brahima Traore datang dari Burkina Faso tidak dengan ilegal. Dia membawa curiculum vitae yang di dalamnya terdapat segudang pengalaman merumput di negara-negara Asia. Ia mengaku selama berkompetisi di klub Al Arabi tak terhitung berapa gol yang pernah dilesakannya. Pada seleksi masuk Persib, ie menyisihkan dua pemain asing pesaingnya.
Perangainya agak dingin, hanya bahasa Inggris yang bisa kita bincang-bincang dengan pemain ini. Tapi soal bahasa baginya tidak masalah. Kehadiran Ayouk Berti menjadikannya teman berbagi perasaan.
Tipikalnya memang menjadi selera pelatih Arcan Iurie kala itu. Ia diharapkann bisa membuat lini belakang lawan miris, sehingga pemain lain macam Redouane Barkoui dan Zaenal Arief bisa menggantikannya mengecoh lawan. Baginya jika selalu menjadi pemain setengah babak bukan berarti kemunduran, karena masalah pergantian pemain adalah hak pelatih.
Tak Lupa Ibadah
Keseharian Brahima Traore tak lepas dari ibadah. Sebagai pemain Muslim ia tak pernah ketinggalan menjadalankan ibadah lima waktu. Hal yang dilakukan sebelum bertanding pun sama dengan apa yang dilakukan oleh rekan setimnya Redouane Barkoui.
Berdoa dan memohon restu kepada semua yang dia cintai. Bandung di benaknya alan menjadi kota terakhir meniti karir sepakbolanya. Tetapi, dia akan kecewa jika tidak memberikan yang terbaik bagi Persib.
Brahima pertama kali memikat pelatih Arcan Iurie lewat kakinya. Ia memiliki tendangan gledek. Tapi, dia sempat sedih manakala kemampuannya belum dikerahkan seluruhnya. Sebenarnya tendangannya cukup menggelegar. Tanpa ancang-ancang jauh sering membuat kewalahan Cecep Supriatna yang mendapat giliran menghadang tendangannya.
Sebelum bergabung dengan Persib, pemain dengan postur 180 cm ini tercatat sebagai pemain nasional Burkina Faso. Ia meniti karirnya di klub Prancis, Angers. Selama tiga musim dirinya berpetualang di negara juara Piala Dunia 1998 itu, sebelum akhirnya hijrah ke Asia. Beberapa klub UEA tercatat pernah diperkuatnya. Di UEA pemain yang fasih berbahasa Inggris ini boleh disebut sebagai pemain tersubur.
Kelebihannya lainnya adalah akurasi tendangan dan ditunjang dengan tendangan keras. Brahima juga memiliki syarat sebagai seorang striker murni. Selain cepat dalam sprint, dirinya dinilai cukup opurtunis, pintar dan licik sebagai salah satu syarat penting yang harus dimiliki seorang striker di mana saja.
Biodata Brahima Traore:
Nama Lengkap: Brahima Traore
Tempat Tanggal Lahir: Burkina Faso, 25 Februari 1974
Tinggi Berat: 180 cm/ 74 kg
Karir Klub: Angers Prancis (1995-1998), Al Ain UEA (1998-1999/ 19 gol), Dhaid Sharja UEA (2000-2002/ 22 gol), Ajman FC UEA (2002-2003/ 18 gol), Creteil FC Prancis (2003-2004), Al Arabi UEA (2005-2006/ 16 gol), Persib Bandung (2006-2007)
Karir Tim Nasional: Piala Afrika 1996, 1998, 2000, 2004
Sumber Teks: Tabloid Maung Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar