Julukan Little Giant alias Raksasa Kecil rasanya layak disematkan untuk Nova Arianto. Ia kini menjelma menjadi salah satu defender lokal yang tangguh. Maka tidak berlebihan, usai menyabet predikat Pemain Terbaik Divisi I tahun 2006, ia kini menjadi andalan tim nasional. Sang Raksasa Kecil tentu punya resep khusus untuk menggapai mimpinya itu. Banyak mencetak gol, diyakini Nova bakal membantu semua pelatih nasional untuk memalingkan muka ke arahnya.
Dari Striker ke Defender
Kisah metamorfosa posisi dari seorang penyerang menjadi pemain bertahan, selalu ada tiap kali muncul profil mengenai Nova arianto. Sebuah hal wajar mengingat tidak semua pemain mengalami proses perubahan yang sangat drastis, dari penyerang menjadi bek.
Kisah metamorfosa posisi dari seorang penyerang menjadi pemain bertahan, selalu ada tiap kali muncul profil mengenai Nova arianto. Sebuah hal wajar mengingat tidak semua pemain mengalami proses perubahan yang sangat drastis, dari penyerang menjadi bek.
Sebelum dipanggil memperkuat tim nasional Pra Olimpiade asuhan pelatih Bernard Schumm, Vava biasa main sebagai penyerang murni. Sejak mengawali karir, dia sudah akrab dengan posisi itu. Namun pelatih asal Jerman itu punya perspektif lain mengenai Vava. Dia menganggap Vava terlalu lamban untuk jadi seorang penyerang.
Mantan pemain Arseto Solo ini sangat bisa menerima alasan Schumm menggesernya jadi defender. Ia mengaku terus terang tidak bisa bergerak gesit. Padahal kegesitan dan kecepatan jadi modal utama untuk penyerang. Akibatnya, saat masih menjadi striker, Vava kerap jadi pemain pelapis. Tentu tidak mudah menjalani masa transisi posisi dari depan ke belakang. Namun, ternyata eksperimen Bernard Schumm berhasil dengan gemilang. Buktinya nama Nova Arianto lebih bergaung sebagai serang bek.
Seperti ketika jadi penyerang, Vava juga menemukan kepuasan saat jadi bek. Ia pernah mengalami pergeseran posisi kembali saat membela PSS Sleman. Namun, hal itu berlangsung hanya sekejap. Dengan menjadi defender, Vava selalu jadi pemain kunci di setiap klub yang dibelanya. Bahkan kemudian menuai kegemilangan. Salah satunya, pengakuan atas kualitas Vava sebagai defender adalah predikat Most Valuable Player (MVP) Kompetisi Divisi I LI 2006.
Meski sudah mengalami metamorfosa, anehnya naluri Vava sebagai penyerang tidak seluruhnya menguap. Salah satu poin utama yang mengantarkannya terpilih jadi Pemain Terbaik Divisi I LI 2006 adalah produktivitasnya selama putaran final.
Ketika tim Persebaya Surabaya sedang sulit menciptakan gol, pelatih Jacksen F. Tiago selalu menginstruksikan Vava untuk merangsek ke depan guna membantu penyerangan. Naluri itu kembali ditunjukkannya selama membela tim Persib Bandung.
Pengaruh Ayah
Sosok Sartono Anwar sangat berpengaruh dalam karir Nova Arianto. Jika sekarang Nova dikenal sebagai defender tangguh, semuanya bermula dari seorang Sartono. Pria yang tidak lain adalah ayah kandungnya sendiri itulah yang menghamparkan pondasi sebagai pemain bola.
Sartono Anwar |
Bukan Cuma memengaruhi anaknya untuk menjadi pemain sepakbola, Sartono juga mewariskan karakternya. Jangan heran bila Nova tidak pernah takut bermain keras, ngotot, dan total. Seperti itulah gaya Sartono Anwar saat jadi pemain maupun setelah menjadi pelatih seperti sekarang.
Nova muda mengawali karirnya bersama SSB Tugu Muda Semarang. Ia mulai bergabung dengan SSB milik Sartono itu saat duduk di kelas 5 SD. Saat itulah, sang ayah melihat anaknya punya bakat untuk jadi pemain sepakbola. Bahkan kemudian Nova terpanggil memperkuat PSIS Junior, sampai memperkuat PSSI Baretti yang saat itu ditangani pelatih Danurwindo.
Sejak terpanggil mengiktui program PSSI Baretti, nama Nova mulai melejit. Ia dianggap punya potensi jadi pemain besar di kemudian hari. Nova benar-benar melejit saat memperkuat Persebaya. Dia menjelma menjadi defender favorit tim Bajul Ijo dan berperan besar mengantarkan tim itu menjuarai kompetisi Divisi I tahun 2006, sekaligus promosi kembali ke Divisi Utama LI.
Bertemu Istri Gara-gara Kado
Nova dan Istri Tercinta |
Pertemuan dengan Briggita bermula ketika Vava memperkuat PSS Sleman. Briggita yang asli Sleman saat itu salah satu pendukung PSS Sleman. Maklum, kakaknya adalah mantan pemain PSS Sleman. Makanya dia sangat hafal dengan para pemain PSS Sleman. Bahkan dia sempat dekat sekali dengan salah satu pemain dari Sleman.
Ketika dia akan memberikan kado hadiah ulang tahun kepada teman dekatnya itu, ternyata kado itu dititipkan teman sekamarnya yang tidak lain adalah Nova Arianto. Sejak saat itu Briggita menjadi tahu sosok Nova. Suatu hari Briggita bermaksud main ke mess PSS Sleman. Dia yang saat itu masih duduk di bangku kelas 3 SMA bertubrukan dengan Nova di salah satu ruangan mess.
Ternyata kejadian tubrukan tersebut, berlanjut dan akhirnya kedua insan anak manusia itu saling perhatian. Tak lama kemudian mereke menjalin kasih. Dan berlanjut hingga jenjang pernikahan di tahun 2005.
Kebaikan dan keramahan Nova membuat hati Briggita tidak kuasa menerima lamaran Nova. Banyak hal yang membuat Briggita kagum kepada sang suami. Selain romatis, Nova bukan pria egois.
Di balik sosoknya yang garang, Nova Arianto ternyata punya sisi lembut. Ia seorang suami yang selalu ingin melindungi istrinya di setiap kesempatan. Saking cintanya terhadap sang istri, nova tidak pernah melewatkan waktu luang tanpa perempuan ayu tersebut. Bahkan jika libur pertandingan, hampir dipastikan dia selalu menghabiskan waktunya seharian bersama istrinya.
Terang saja Nova ingin selalu dekat dengan sang istri, karena istrinya ternyata begitu cantik dan setia kepada sang suami. Bahkan keduanya juga terlihat mesra jika sedang berdekatan.
Ketika isitrinya mendapat tawaran untuk menjadi pramugari, Nova melarangnya dengan alasan jika istrinya menjadi pramugari pasti keduanya bisa jarang bertemu. Nova hanya mengijinkan istrinya bergelut di dunia model. Karena sebagai model menurutnya sangat berpeluang untuk selalu dekat dengan dirinya.
Pujaan Suporter
Bermain di klub manapun, Nova Arianto selalu jadi pujaan suporter. Ketika membelia tim Bajul Ijo, Vava sangat dekat dengan para Bonek Mania. Bahkan ia menjadi pemain paling favorit bagi para Bonek Mania.
Begitu juga ketika Nova membela PSS Sleman, dia sangat akrab dengan Slemania. Sifat ramah Nova mungkin jadi salah satu yang mendekatkannya dengan para suporter. Tak heran jika para suporter sangat berat ditinggalkan Nova pergi untuk membela klub lain.
Saking dekatnya dengan suporter, Vava selalu dikontak di manapun dia berada. Bahkan para Bonek Mania mengejarnya sampai ke Bandung. Tak heran jika di kediamannya terdapat karikatur hasil pemberian Bonek yang bertuliskan “the best player”
Begitu juga dengan suporter Persib Bandung. Saat Nova baru saja menginjakan kakinya ke Bandung, Viking kelompok suporter Persib Bandung, menyambutnya dengan sangat luar biasa, bahkan Vava disambut bak seorang pahlawan.
Biodata Nova Arianto:
Nama Lengkap: Nova Arianto
Panggilan: Vava
Tempat Tanggal Lahir: Semarang, 4 November 1978
Tinggi/Berat: 183 cm/ 79 kg
Posisi: Belakang
Karir Klub: Arseto Solo (1997), PSIS Semarang (1998), Persebaya Surabaya (1999-2000), PSS Sleman (2001), Persebaya Surabaya (2002-2006), Persib Bandung (2007-2011), Sriwijaya FC (2011-2012), Pelita Bandung Raya (2012 - ....)
Karir Tim Nasional: Indonesia Senior (2008-2011)
Sumber Teks: Wikipedia & Tabloid Persib +
kak nova aku pengen ketemu kak nova arianto....???/ yang tadi ngobrol" di bascame SSB BROWIJOYO..... hahahha.... boleh gx kak nova.....???
BalasHapus