Tapi dalam sepakbola, Indonesia belum pernah berlaga di babak final Piala Dunia, walaupun sebagai Hindia Belanda , Indonesia merupakan tim Asia pertama yang muncul di turnamen Piala Dunia pada tahun 1938. Indonesia kalah dari Hongaria dengan skor 6-0, dan Indonesia tidak pernah lagi ada di turnamen ini sampai saat sekarang.
Sebetulnya bakat sepakbola Indonesia cukup banyak, namun infrastruktur sangat kurang mendukung. Di level Asia pun Indonesia tidak pernah mencapai hasil yang memuaskan. Saat ini peringkat Indonesia ada di level 130 an, dengan pencapaian terbaik yaitu pada tahun 1998 dengan peringkat 76 FIFA.
Tapi bangsa Indonesia boleh berbangga jika kita mengetahui bahwa banyak pemain keturunan Indonesia di level internasional. Liga Belanda telah menghasilkan pemain Indo-Belanda yang kemudian tersebar di beberapa klub besar Eropa yang berlaga di kompetisi yang bergengsi.
Di Belanda sendiri ada sekitar setengah juta penduduk keturunan Indonesia , yang banyak dianggap sebagai imigran terbaik yang dapat berasimilasi dengan warga sekitar dibanding imigran dari negara lain. Artis seperti Armand Van Helden, Eddie van Halen dan Kristin Kreuk merupakan hasil dari asimilasi imigran Indonesia di Belanda. Dari berbagai etnis minoritas Belanda yang telah memberikan kontribusi pemain ke tim nasional Belanda, mungkin hanya etnis Suriname yang paling besar, meskipun ada beberapa keturunan Belanda-Maroko.
Beberapa pemain keturunan Indonesia yang paling sukses berkarir di level sepakbola Internasional, diantaranya:
Roy Makaay
Roy Makaay terakhir bermain untuk Feyenoord. Dia mencapai puncak karirnya di tim Deportivo La Coruna sebelum hijrah ke Bayern Munchen. Di tim Deportivo La Coruna, Roy Makaay meraih Golden Boot Award 2003 yang merupakan penghargaan untuk pencetak gol terbanyak di Eropa. Setelah itu ia melanjutkan karir cemerlangnya di Bundesliga Jerman bersama tim Bayern Munchen.
Namun anehnya meskipun prestasinya mengkilap di tingkat klub, Roy Makaay tidak pernah bermain di Piala Dunia. Dirinya kalah bersaing dengan bintang Belanda seperti Dennis Bergkamp, Patrick Kluivert dan Ruud van Nistelrooy. Roy Makaay sendiri mencatat 43 penampilan Internasional bersama tim nasional Belanda dan sempat main di dua kali kejuaraan Eropa.
Giovanni van Bronckhorst
Terakhir berkarir di klub masa kecilnya, Feyenoord, pada usia 34 tahun dengan prestasi yang cukup mengesankan. Setelah menjalani karirnya di tim Skotlandia, Glasgow Rangers dan tim Premier Inggris, Arsenal (Gio dikenal sebagai gelandang kreatif pada saat itu), perjalanan Gio – sapaan akrabnya- sempat terhenti karena cedera. Ia kemudian dijual ke tim La Liga, Barcelona pada tahun 2003 sebagai paket pertukaran dengan Cesc Fabregas. Posisi bermain Gio beralih dari tengah ke belakang, tepatnya sebagai full back kiri. Hal ini merupakan sebuah langkah yang membuat karirnya cemerlang. Selama masa karirnya di Barcelona , Gio mempersembahkan dua gelar La Liga dan satu gelar Liga Champions pada tahun 2006, yang ironisnya, ia melawan tim lamanya, Arsenal. Ia juga kemudian mengukuhkan dirinya sebagai pilihan pertama untuk bek kiri di tim nasional oranye selama beberapa tahun. Gio bermain di tiga kejuaraan Eropa dan dua Piala Dunia selama membela tim nasional Belanda.
Michael Mols
Michael Mols pensiun pada usia 38 tahun dengan karir yang mengesankan. Ia pernah menjadi pencetak gol tersubur di Klub FC Utrecht dan Glasgow Rangers. Belum termasuk 6 gol yang ia torehkan untuk tim nasional Belanda. Cedera pada laga Liga Champions membuat karirnya sedikit terhambat. Namun ia berhasil memenangkan dua gelar Liga Skotlandia dan lima gelar piala liga bersama Rangers. Dia terakhir berkarir di tim Eredivisi, Feyenoord.
Sergio van Dijk
Tahun ini menjadi musim yang kedua bagi Sergio di tim Roar Brisbane dan ia telah membuktikannya sebagai salah satu bintang di A-League (Liga Utama Austrlalia). Striker bertubuh tinggi dan kuat ini telah menyatakan minatnya untuk memperkuat tim nasional Indonesia di tingkat internasional. Namun kabarnya PSSI sempat menolaknya karena ia tidak mau melepas kewarganegaraan Belanda.
John Heitinga
John Heitinga merupakan bek serba bisa, namun ia lebih sering beroperasi sebagai bek kanan. John Heitinga hingga saat ini telah tampil di Piala Dunia 2006 dan kejuaraan Eropa tahun 2004 dan 2006, hingga menghasilkan caps sebanyak 47 penampilan internasional. Ia merupakan produk Akademi Ajax Amsterdam yang terkenal itu, lalu ia pindah ke Atletico Madrid sebelum hijrah kembali ke tim Liga Inggris, Everton.
Denny Landzaat
Meskipun warga Indonesia umumnya bertubuh kecil, namun Denny Landzaat dapat membuktikan sebagai gelandang bertahan yang kuat, gesit dan lincah. Mantan kapten AZ Alkmaar ini mencatatkan 33 kali penampilan bersama tim nasional Belanda termasuk memperkuat Belanda di Piala Dunia 2006. Sebelum bermain untuk FC Tweente pada saat ini, ia sempat memperkuat tim EPL, Wigan Athletic. Keinginan untuk mengakhiri karirnya di Feyenoord tampaknya tidak bisa dicapai untuk mengikuti pendahulunya yang merupakan keturunan Indo-Belanda. Karena kemudian ia memutuskan hijrah untuk memperkuat tim FC Tweente.
Bobby Petta
Pemain ini memiliki karir yang tidak terlalu cemerlang karena kerap di bekap cedera. Pemain sayap kiri ini memulai karirnya di tim Feyenoord, lalu pindah ke Ipswich Town sebelum memperkuat Glasgow Celtic. Namun, ia tidak pernah memperkuat tim nasional Belanda karena cederanya itu. Akhir-akhir ini ia sempat terlihat tampil di A-League bersama tim Adelaide dan Sydney FC. Bobby Petta merupakan keturunan Maluku sama seperti van Brocnkhorst dan Landzaat.
Meskipun kepulauan Maluku memiliki kurang dari satu persen penduduk Indonesia , namun orang-orang keturunan Maluku mampu membentuk sekitar sepuluh persen warga Belanda-Indonesia.
Mark van Bommel
Mark van Bommel
Pemain bernama lengkap Mark Peter Gertuda Andreas van Bommel lahir di kota Maasbracht, pada tanggal 22 April 1977. Ia berposisi sebagai gelandang. Sejak musim 2006/07 ia memperkuat Bayern Muenchen. Tinggi badannya adalah 187 cm. Klub-klub yang pernah ia perkuat sebelumnya termasuk PSV Eindhoven dan FC Barcelona.
Bommel pertama kali masuk tim nasional sepak bola Belanda pada tahun 2000. Hingga 25 Agustus 2006 ia telah bermain 40 kali di tim nasional dan mencetak 7 gol. Ia turut memperkuat Belanda di Piala Dunia 2006 dan 2010. Dia termasuk dalam sekian banyak pesepakbola Belanda yang memiliki keturunan Indonesia .
Nigel De Jong
Radja Nainggolan
Nigel De Jong
Nigel de Jong Lahir di Amsterdam 26 tahun yang lalu. Karir nya di mulai di tim Ajax Junior. Sebelum memperkuat Manchester City pada saat ini, De Jong sempat memperkuat Hamburg SV. Sampai saat ini ia membukukan 43 caps internasional ditambah perolehan 1 gol. Ia juga termasuk dalam daftar pemain tim nasional Belanda di Piala Dunia 2010.
Robbin van Persie
Pemain didikan Feyenord Junior ini merupakan pemain inti tim nasional Belanda pada saat ini. Walaupun kerap dibekap cedera panjang, namun posisinya di klub Arsenal masih tetap terjaga hingga saat ini. Van Persie merupakan anggota dari tim nasional Belanda di Piala Dunia 2006 dan 2010 juga di Piala Eropa 2008. Ia memiliki darah Indonesia , dan ia pun seorang Muslim yang beristrikan wanita asal Maroko.
Radja Nainggolan
Radja Nainggolan merupakan talenta muda yang cukup sukses. Karirnya berawal di tim Liga Belgia Germinal Berschot. Sekarang ia bemain di tim Seri A Cagliari, setelah sempat bermain untuk tim Seri B, Piacenza . Namun sayangnya, peluang Radja untuk memperkuat tim nasional Indonesia tertutup setelah ia sempat bermain untuk tim nasional senior Belgia.
Gol pertama di Seri A berhasil ia cetak ke gawang Bari . Radja pun sempat diincar oleh klub-klub papan atas Seri A, seperti AS Roma.
Radja merupakan anak dari pasangan Marius Nainggolan dan Lizi Bogaerd, dan memiliki saudara kembar, Riana Nainggolan.Sumber Teks:
eurasian-sensation.blogspot.com
id.wikipedia.org
wah..byk jg ya pemain2 keturunan indonesia
BalasHapustp tetep gak guna jg bangga ma mrk yg main diluar..yg penting menggali bakat2 didlm negeri biar bisa mengangkat tim nasional ke tingkat dunia