ROBBY DARWIS

Nama Robby Darwis identik dengan Persib Bandung. Bahkan tak berlebihan jika ia disebut legenda hidup, maklum stopper asal Lembang ini adalah bintang Maung Bandung yang paling mengkilap di pentas nasional.
Lihat saja kiprahnya selama berkarir di lapangan hijau. Selama 17 tahun ia membela Persib, 7 tahun diantaranya sebagai kapten tim. Prestasi yang diukirnya bersama Pangeran Biru luar biasa yaitu 3 kali juara kompetisi perserikatan dan sekali jadi kampiun Liga Indonesia ketika mulai digulirkan pada tahun 1994.
Di tim nasional pun Robby tergolong pemain papan atas. Sebelas tahun lamanya ia menjadi bagian tim merah putih. Torehan prestasinya pun cukup bagus. Dua kali merebut medali emas pesta olahraga Asia Tenggara, Sea Games yakni pada tahun 1987 dan 1991.
Perjalanan karir sepakbola Robby memang amat lancar bak jalan tol. Dalam usia masih sangat muda sekitar 17 tahun, ia sudah masuk tim Persib senior. Penemu bakat besarnya adalah Marek Janota, pelatih sekaligus pemandu bakat nomor wahid asal Polandia. Robby ditemukan Marek ketika masih duduk di kelas satu SGO. Ketika itu ia sedang bermain bersama PS Capella dari Lembang. Seketika itu pula Marek mengajak Robby untuk bergabung dengan Persib.
Postur Robby yang tergolong tinggi untuk ukuran pemain lokal tampaknya mencuri perhatian Marek. Apalagi saat itu pelatih yang dikenal berdisiplin tinggi ini memang tengah mencari pemain potensial yang memiiki postur ideal.
Saat itu Marek juga dipercaya oleh pengurus Persib era ketua umum Solihin GP untuk membangun tim Persib masa depan. Tak heran jika pemain berusia muda seperti Robby Darwis menjadi incaran utamanya. Dengan usianya yang masih tergolong ABG, pemain berdarah indo-belanda ini tentu saja menjadi pemain paling muda di tim senior Persib. Meski begitu Marek tak ragu memberi kepercayaan penuh kepada Robby.
Kiprah perdana Robby Darwis bersama Persib adalah ketika menjajal tim asal Korea Selatan yang menjadi juala Piala Presiden 1982. laga tersebut digelar di Stadion Siliwangi.

Dikontrak Kelantan FC

Logo Kelantan FC
Robby berhak menyandang brevet pemain nasional pada tahun 1986 setelah empat tahun berkiprah bersama Persib Bandung. Tidak mudah baginya menembus tim nasional, pasalnya saat itu persaingan sangatlah ketat. Di barisan belakang tim nasional masih bercokol nama-nama besar macam Warta Kusuma, Herry Kiswanto, Marzuki Nyak Mad dan Patar Tambunan. Saking banyaknya stok pemain berkualitas pada era tersebut PSSI membentuk dua tim nasional yaitu tim merah dan tim putih.
Robby Darwis malang melintang di tim nasional Indonesia selama 11 tahun hingga tahun 1997. dalam kurun waktu tersebut, Robby sempat dipercaya menyandang ban kapten. Aksi pemain jangkung ini di pentas sepakbola Indonesia dan regional rupanya menarik perhatian klub negeri jiran. Pada tahun 1989 ia resmi dikontrak klub Kelantan FC.
Ia menjadi pemain Persib pertama dan satu-satunya yang dikontrak klub luar negeri. Sampai sekarang belum ada pesepakbola asal kota kembang yang mengikuti jejak suami Suci Guntari ini.
Sayangnya Robby hanya berkiprah 3 bulan di Liga Malaysia. Gara-gara dianggap memukul pemain lawan dalam suatu pertandingan. Ia pun diskors selama 3 bulan. Hukuman yang dijatuhkan Federasi Sepakbola Malaysia itu rupanya diperkuat oleh AFC dan FIFA. Akibat hukuman tersebut, Robby tidak bisa memperkuat Indonesia di arena Sea Games. Padahal saat itu Robby sudah hadir di lapangan dan siap bertanding pada laga perdana.
Belakangan sempat timbul kecurigaan, jika hukuman itu sengaja dijatuhkan oleh pihak Malaysia agar Robby tidak bisa tampil di Sea Games.

Halik Ku Aing!

Usai menjalani skorsing, Robby kembali membela Persib. Karir sepakbolanya semakin bersinar. Maung Bandung dibawanya menjadi kampiun kompetisi perserikatan terakhir pada tahun 1993. Setahun kemudian Robby cs. Menggemparkan persepakbolaan nasional, Persib yang tidak diunggulkan tampil perkasa menjadi kampiun Liga Indonesia I. Padahal saat itu Persib sebagai tim yang masih berstatus amatir harus berkompetisi dengan tim perserikatan lain dan klub-klub eks galatama yang diperkuat pemain asing.
Yang patut diacungi jempol, ketika menyaber piala Presiden, Persib mengandalkan seratus persen pemain lokal. Seiring dengan keberhasilan Persib, popularitas Robby pun melesat. Tak hanya dikalangan bobotoh, tetapi juga di kalangan penggemar sepakbola seluruh tanah air. Bahkan klub-klub pesaing pun respek kepada pemain yang dikenal kalem ini.

Nyaris Diboyong Pelita

Logo Pelita Jaya
Mungkin tidak banyak yang tahu, usai membawa Persib jadi jawara Liga Indonesia I, Robby diminta bergabung oleh tim Pelita Jaya, yang merupakan tim terkaya pada saat itu. Saking ngebetnya, bos Pelita Jaya, Nirwan Bakrie siap membayar berapapun bayaran yang diminta Robby Darwis. Disodori tawaran menggiurkan tersebut, Robby sempat bimbang. Sementara Pelita Jaya yang semakin agresif mengejar Robby, sangat yakin pemain yang dibidiknya akan menyetujui tawarannya. Nama Robby pun sudah tercantum di salah satu kamar mess Pelita Jaya di kawasan Sawangan, Depok.
Dapat dibayangkan bagaimana reaksi bobotoh seandainya Robby benar-benar bergabung dengan Pelita Jaya. Maklum, sebagai klub yang dianggap elit, Pelita Jaya dianggap musuh bersama oleh para pesaingnya, terutama tim dari eks perserikatan. Yang pasti dengan keputusan itu, Robby sudah memperlihatkan kesetiaan tanpa batas terhadap Persib Bandung.
Robby pun terus berkiprah bersama Persib sebagai libero sekaligus kapten tim. Sosok dan kemampuannya sangat dibuthkan oleh tim. Gaya bermain Robby sebagai libero sangat enak untuk disaksikan. Kemampuannya membaca permainan sekaligus menggalang pertahanan patut diacungi jempol. Sesekali jika dianggap perlu, ia sering ikut menyerang sampai ke kotak penalti lawan.
Jika Robby sudah ancang-ancang untuk maju meninggalkan lini pertahanan, bobotoh serentak berteriak “HALIK KU AING”. Itu terjadi dalam setiap pertandingan dan menjadi hiburan bagi bobotoh yang hadir di Stadion Siliwangi.
Sayangnya, setelah menjadi kampiun Liga Indonesia I, prestasi Persib menurun. Meski begitu karir Robby di tim nasional makin berkibar. Ia boleh dibilang langganan tim nasional karena selalu memperkuat Indonesia di berbagai event regional dan internasional.

Senior Dulu Baru Junior

Lazimnya seorang pesepakbola mengawali karirnya dalam tim junior, lalu kemudian naik pangkat ke tim senior. Namun tidak demikian dengan Robby Darwis. Karirnya bersama Persib justru dimulai dari tim senior.
Pada tahun 1982 ia sudah bergabung dengan tim senior asuhan Marek Janota. Baru beberapa bulan berlatih, ia dipanggil memperkuat Persib Junior yang berlaga pada kompetisi Piala Suratin tahun 1982/1983. Di tim Persib junior kala itu, Robby termasuk yang paling muda. Pemain seangkatan anak Lembang ini diantaranya adalah Dede Iskandar, Iwan Sunarya, Wawan Karnawan, Yuce Roni dan Jafar Sidik.
Prestasi Maung Bandung muda dalam ajang Piala Suratin 1982/1983 patut diacungi jempol. Robby Darwis cs, melaju hingga babak final sebelum dijegal Persijap Jepara lewat adu penalti.

Biodata Robby Darwis:

Nama Lengkap: Robby Darwis
Panggilan: Robby
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 30 Oktober 1964
Posisi: Belakang
Karir Klub: Persib Bandung, Kelantan FC, Persikab Bandung, Persikabo Bogor
Karir Tim Nasional: Indonesia (1987-1997)
Karir Pelatih: Pro Duta Bandung, Persib Bandung


Sumber Teks: Tabloid Maung Bandung & Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar