Dicky Firasat adalah semangat lokalitas. Disosoknya terkandung aksen bagaimana sesungguhnya tuntutan untuk memanfaatkan pemain binaan sendiri, seringkali berbenturan dengan tuntutan prestasi instan yang memaksa Persib mengekspor pemain dari luar.
Dicky juga mewakili tipikal pemain lokal Bandung, yang menganggap Persib adalah segalanya. Meski jejak karirnya tidak sepanjang Yaris Riyadi, atau tidak semenjulang Eka Ramdhani sekarang, tapi, Dicky sudah merasakan bagaimana berkostum Persib dalam segala iklim. Ketika kali pertama dibetot pelatih Marek Sledzianovski dari Persikabo tahun 2003, ia sudah dihadapkan pada pengalaman getir, bagaimana harus ikut berjuang melepaskan diri dari ancaman degradasi.
Nama Dicky Firasat identik dengan bangku cadangan. Ia hanya mengecap madu sebagai pemain utama kala Persib diramu arsitek Polandia, Marek Andrezj Sledzianovski, di Liga Indonesia IX. Selepas itu, Dicky harus akrab dengan bangku cadangan. Namun, ia berhasil menyiasati kondisi tersebut dengan cara khas Dicky. Ia memang bukan pilihan utama. Meski begitu, ia terbukti bisa aman bersama musim selama 6 musim. Ini menandakan sebenarnya manajemen merasa sayang untuk melepas Dicky ke klub lain.
Persib boleh membeli Julio Lopez di Liga Indonesia X. Tetapi Dicky tidak tergusur ke jajaran subtitution. Begitu pula ketika sederet penyerang asing lainnya berbondong mengadu nasib bersama Maung Bandung. Dicky hanya menepi ke bangku cadangan, sementara status sebagai punggawa Persib sama sekali tidak terganggu. Saat rezim Risnandar melancarkan doktrin pembersihan di Liga Indonesia tahun 2006, sekali lagi kaki Dicky masih bisa menjejak di Kota Kembang dengan leluasa.
Rekomendasi Sukiwiyono
Tiga kali mencoba belum cukup bagi Dicky Firasat untuk membukanan pintu kesempatan dari Persib. Tiga kali memberanikan diri menjalani seleksi, tiga kali pula ia gagal berkostum Maung Bandung. Akan tetapi, kegagalan tidak membuatnya patah arang. Mencoba frontal tidak bisa, Dicky menempuh cara lain. Ia pun mulai membangun reputasi, sekaligus menempa kemampuan bersama Persikabo Kabupaten Bogor.
Cara ini terbilang cukup manjur. Pada Liga Indonesia IX, ia kembali mengadu untung dengan menjalani seleksi untuk kali keempat. Saat itu Persib ditukangi Marek Andrezj Sledzianovski. Adalah asisten pelatih Persib saat itu, Bambang Sukowiyono yang menyodorkan rekomendasi agar merekrut Dicky. Ia direkomendasikan untuk mengisi lini depan. Di Liga Indonesia IX jadi debut Dicky bersama Persib. Namun Marek tidak langsung memasangnya sebagai penyerang. Ia justru digeser ke samping, jadi gelandang sayap.
Jika Marek Sledzianovski membuka pintu baginya berkarir bersama Persib, jasa Indra Thohir lain lagi. Tempaan paling berharga yang ia dapat dari Indra Thohir adalah bagaimana perlu kepercayaan diri dalam bermain. Dengan bekal tempaan yang ia dapat, Dicky merasa yakin selangkah lagi akan mendapatkan apa yang ia cita-citakan selama ini.
Sarjana Sepakbola
Tidak mudah membagi waktu antara latihan dan memenuhi tugas kuliah. Tapi, Dicky Firasat berhasil membuktikan, padatnya jadwal latihan tidak harus membuat urusan akademis terbengkalai. Harus ada pijakan lain di luar sepakbola. Sebab karir di lapangan hijau terbatas waktu. Kesadaran seperti itu sudah dimiliki Dicky sejak jauh-jauh hari.
Karena itulah disela-sela rutinitas sebagai pemain, selalu berusaha menyediakan waktu agar kuliahnya di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia (FPOK UPI), tidak terbengkalai. Hasilnya ia kini berhak mencantumkan gelar Sarjana Pendidikan (Spd) di belakang namanya.
Sebagai pemain sepakbola, subyek yang diambil Dicky dalam skripsinya tidak jauh-jauh dari lapangan hijau. Skripsinya berjudul “Efektivitas Tendangan Kaki Bagian Dalam dan Punggung Kaki terhadap Ketepatan Tendangan Penalti, yang dibimbing oleh dosen, Drs Nurhasan M.Pd dan Drs Lingling M.Pd.
Ada yang menarik saat dia di wisuda. Karena acaranya dilangsungkan sehari setelah pertandingan tandang melawan Persela Lamongan, ia pun harus tunggang langgang pulang ke Bandung. Namun kini pria kelahiran 16 Juli 1980 ini tercatat sebagai tenaga honorer di Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Biodata Dicky Firasat:
Nama Lengkap: Dicky Firasat
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 16 Juli 1980
Tinggi: 179 cm
Posisi: Penyerang
Karir Klub: SSB Garuda (Junior), SSB Sidolig (Junior), Kwalram (Junior), Persikabo, Persib Bandung (2003-2007), Persela Lamongan (2008-2010), Persibo Bojonegoro (2010-2011), Arema Malang (2011-....)
Sumber Teks: Tabloid Persib + & Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar