Erik Setiawan lahir di Bandung , Jawa Barat, 23 November 1983. I a sempat bermain untuk Arema Malang di Liga Super Indonesia . Ia sebelumnya bermain untuk tim dari kota kelahirannya , Persib Bandung. Di usia remaja ia sering memperkuat timnas yunior dari tingkat U-19, U-20, U-21, hingga U-23. Ia biasa berposisi sebagai bek sayap.
Winger Bandel
Erik agaknya dilahirkan untuk berlari. Karena itu, tiap kali jatuh diganjal lawan, ia langsung bangkit untuk berlari lagi. Dengan bakat yang dimilikinya, karir Erik bisa lebih cemerlang.
Erik Setiawan sempat disebut-sebut sebagai pemain muda paling berbakat diantara wakil generasi terakhir Persib Bandung. Predikat itu ia dapatkan begitu lulus dari SMA Ragunan, Jakarta . Tidak tanggung-tanggung, tim sekelas Persebaya kepincut pada budak Lembang yang satu ini. Hasrat tim Bajul Ijo tidak bertepuk sebelah tangan. Pada Liga Indonesia IX, ia resmi hijrah ke Surabaya .
Sontak kubu Maung Bandung pada saat itu seperti kebakaran jenggot. Terlebih ketika pemain yang punya nama kecil Beruk ini menunjukkan performa gemilang bersama Persebaya. Ogah pemain binaan sendiri tampil mengkilap bersama tim lain, Persib sigap menarik Erik pada Liga Indonesia berikutnya.
Namun, pijakan karir bersama Maung Bandung tidak terlalu mulus. Saat Persib dibesut oleh Juan Antonio Paez, ia lebih banyak duduk di bangku cadangan. Ia pun berontak dan nyaris cabut lagi dari kota kembang.
Karakter keras telah melapangkan karirnya. Saat tongkat kepelatihan beralih ke tangan Indra Thohir, perlahan namun pasti, ia mulai mendapat tempat utama dalam skuad Maung Bandung. Seiring itu, karir bersama tim nasional yang sudah ia rintis sejak usia 19 tahun, juga mengalir lancar.
Sekali lagi, karakter keras dan ngotot, ditunjang bakat alam, menjadikan karir Erik Bersama timnas berjalan mulus.
Antara Encang dan Edi Santoso
Orang yang paling mengilhami Erik Setiawan menjadi pemain sepakbola adalah sang paman, Encang Ibrahim yang tidak lain adalah mantan stoper Persikab Kabupaten Bandung. Ketika duduk di bangku SMP Cikahuripan, ia mulai belajar sepakbola. Kebetulan saat itu Encang selalu mengajak Erik untuk berlatih.
Pada awalnya Erik menjadikan sepakbola sebatas hobi. Namun sang paman melihat bakat Erik. Kemudian memasukkan ke SSB Capella. Bakat Erik mulai terendus saat ikut kompetisi Piala Djamiat Dalhar. Dari sana Asia 1996. Usai terpilih masuk Persib Junior pada 1998, Erik mulai menyadari bakat sepabolanya. Sejak saat itu ia pun memutuskan cita-cita jadi pemain profesional. ia terpanggil memperkuat tim nasional junior pada kejuaraan
Untuk menggapai mimpi itu, Erik masuk ke Diklat Ragunan. Bakat Erik makin terasah di Diklat Ragunan. Selesai dari sana , Persijap Jepara langsung menampungnya. Kebetulan pelatih Persijap kala itu, Edi Santoso, pernah menjadi mentornya di Diklat Ragunan. Persijap benar-benar menjadi gerbang karir profesional Erik. Persebaya Surabaya yang kala itu dipegang oleh Muhammad Zein Al-Hadad terterik kepadanya. Namun aktivitas bersama tim nasional membuat sumbangsih Erik untuk tim Bajul Ijo beberapa kali harus terganggu.
Merasa sudah cukup matang merumput bersama klub Jawa Timur itu, Erik lalu pulang kampung ke Bandung di Liga Indonesia X. Lagi-lagi ia tidak bisa memberikan kemampuannya secara penuh untuk klub, karena jadwal bersama tim nasional. Baru pada Liga Indonesia XI saat Persib kembali ditangani pelatih gaek Indra Thohir, Erik mulai leluasa berkiprah untuk klub.
Atas jasa dua orang, Encang Ibrahim dan Edi Santoso, Erik merasa harus berterima kasih. Atas arahan Edi Santoso pula Erik mulai fokus menekuni posisi winger. Bahkan ketika merumput bersama Persebaya Surabaya, Erik pernah dijuluki sebagai the next Anang Ma’ruf. Julukan itu muncul berkat aksinya yang dianggap mirip dengan sayap senior Bajul Ijo.
Kanan-Kiri Sama Saja
Tidak banyak winger yang bisa bermain sama baiknya di kedua belah rusuk. Erik Setiawan sudah memberi bukti, bermain di sisi kana atau kiri tidak masalah.
Karakter Erik memang unik. Dia bukan kidal, tapi bisa memerankan tugas sayap kiri dengan sangat baik. Ditempatkan di kanan, ia seolah menemukan habitat aslinya.
Tidak cuma itu, Erik juga bisa menjalankan tugas menyerang dan bertahan sama baiknya. Eksperimen Peter Withe saat masih menukangi tim nasional PSSA jadi pembuktian betapa Erik punya fleksibilitas tinggi. Saat itu ia diplot Withe sebagai bek kanan.
Kanan-Kiri Sama Saja
Tidak banyak winger yang bisa bermain sama baiknya di kedua belah rusuk. Erik Setiawan sudah memberi bukti, bermain di sisi kana atau kiri tidak masalah.
Karakter Erik memang unik. Dia bukan kidal, tapi bisa memerankan tugas sayap kiri dengan sangat baik. Ditempatkan di kanan, ia seolah menemukan habitat aslinya.
Tidak cuma itu, Erik juga bisa menjalankan tugas menyerang dan bertahan sama baiknya. Eksperimen Peter Withe saat masih menukangi tim nasional PSSA jadi pembuktian betapa Erik punya fleksibilitas tinggi. Saat itu ia diplot Withe sebagai bek kanan.
Biodata Erik Setiawan:
Nama Lengkap: Erik Setiawan
Panggilan: Erik, Beruk
Tempat Tanggal Lahir: Bandung , 23 November 1983
Tinggi: 173 cm
Posisi: Bek Sayap
Karir Klub: Persib Bandung (1999), Persijap Jepara (2000), Persib Bandung (2001), Persebaya Surabaya (2002), Persib Bandung (2003-2007), Arema Malang (2008-2009), Persija Jakarta (2009-2010), Persiba Balikpapan (2010-2011), Pelita Jaya (2011-....)
Karir Tim Nasional: Indonesia U-19, U-20, U-21, U-23
Sumber Teks: Tabloid Persib + & Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar