BAYUSUTHA


Tidak banyak bintang bola lahir di Pulau Dewata. Kalaupun kemudian publik mengenal nama Bayusutha sebagai salah satu andalan tim nasional Indonesia kala itu, berarti ada sesuatu yang istimewa dari pemain yang satu ini.
Bayu adalah perpaduan religiusitas khas orang Bali, dengan semangat modernisasi sepakbola lokal. Ia tidak pernah lupa mengucap syukur, meski kesibukan berlatih menderanya hampir tiap hari. Tidak banyak pula pemain aktif yang bisa menggapai gelar akademis sampai tingkat sarjana. Dan Bayu bisa melakukannya. Sekarang ia berhak atas gelar sarjana Sastra Inggris. Setelah berkelana dari satu klub ke klub lain, Bayu akhirnya sempat mendarat di kubu Maung Bandung.

Anak Angin
Anak angin. Itulah arti nama Bayustuha. Kehadirannya di Bandung kala itu diharapkan bisa menjadi elemen penting kokohnya bangunan Maung Bandung.
Pada sesi pemburuan pemain jelang Liga Indonesia 2007, nama Bayusutha sebenarnya tidak masuk dalam hitungan Arcan Iurie. Untuk bek lokal, sang arsitek justru menyodorkan pemain gaek asal Arema, Warsidi.
Proyeksi itu kemudian berubah. Penampilan memukau Bayusutha saat menjadi penentu kemenangan tim nasional Indonesia atas Thailand di ajang Merdeka Games 2006, langsung memincut kubu Maung Bandung. Jerat pun dihampar untuk meminang pemain kelahiran Gianyar tersebut.
Prosesi lobi menemukan celah besar saat tim nasional asuhan Peter Withe menggelar pemusatan latihan di Bandung. Gayung pun bersambut. Si Anak Angin juga kesengsem dengan kota kembang.
Ia sebenarnya selangkah lagi menerima pinangan Persegi Gianyar untuk pulang kampung. Faktor keluarga menjadi alasan kenapa kesebelasan berjuluk Laskar Naga Sakti itu masuk dalam prioritas masa depannya.
Belum satu bulan bermukim di Bandung, Bayu sudah merasakan apa yang dicarinya selama ini. Ia menyukai hampir segala hal di Kota Kembang ini. Namun, penerimaan yang ditunjukkan suporter lokal jadi faktor yang membuatnya merasa tidak salah pilih menerima tawaran manajemen Maung Bandung.

Tentang Nama
Bayu di Mitra Kukar
Pasangan I Gustu Ngurah Bagus dan Ni Gusti Ayu Rai Puspawati dikaruniai empat orang anak perempuan. Namun, pasangan itu merasa keluarganya belum lengkap tanpa kehadiran seorang anak laki-laki.
Harapan keluarga itu terkabul ketika Ni Gusti Ayu Rai Puspawati melahirkan jabang laki-laki pada tanggal 28 Mei 1977. I Gusti senior langsung memberi sang bayi dengan nama I Gusti Agung Bayusutha.
Layaknya kebanyakan orang tua, pasangan itu berharap nama yang diberikan untuk anaknya bisa membawa berkah. Bayusutha adalah nama lain dari Bima, tokoh perkasa dalam dunia perwayangan. Bayu berarti Angin, Sutha artinya Anak. Bayusutha berarti Anak Angin. Filosofinya, Bayusutha diharapkan bisa sekuat angin.
Ayahnya berharap sang anak kuat dalam mengarungi hidup. Bisa jadi berkat nama itu Bayu tumbuh jadi lelaki yang cepat mandiri. Bentuk kemandirian Bayu sudah terlihat ketika kuliah di Jurusan Sastra Inggris, Universitas Warmadewa, Denpasar Bali. Ia sekolah di sana dengan biaya sendiri dari hasil bermain bola bersama kesebelasan Perseden Denpasar.
Ketika berkarir di lapangan hijau, Bayu menjadi pemain tangguh. Cita-cita ayahnya agar Bayu jadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara, juga sudah kesampaian. Lewat sepakbola, Bayu sempat mengharumkan nama Indonesia saat mencetak gol kemenangan atas Thailand di kejuaraan Merdeka Games 2006.

Sempat Berhenti Main Bola
Karir Bayusutha sebenarnya berjalan tidak mulus. Setelah off semasa SMP, ia baru kembali meneruskan barmain saat menginjak bangku SMA. Setelah itu karirnya langsung melaju kencang.
Saat duduk di kelas empat SD, Bayusutha mulai keranjingan bermain bola. Tapi saat itu ia bersama rekan-rekannya menjadikan sepakbola sebatas hobi. Sang ayah, I Gusti Ngurah Bagus, rupanya sadar Bayu kecil punya bakat bermain bola. Ia memasukkan anaknya ke Sekolah Sepakbola (SSB) Perseden Denpasar, Bali.
Namun, memasuki kelas enam SD, Bayu haris konsetrasi menghadapi Ebtanas. Ia pun disuruh berhenti dahulu bermain bola. Dan pengorbanan itu tidak sia-sia. Bayu memperoleh Nilai Ebtanas Murni (NEM) sangat memuaskan.
Menginjak bangku SMA, hasrat Bayu bermain bola kembali bergelora. Saat masuk SMA Kejuruan Pariwisata Denpasar, ia kembali aktif bermain. Bahkan kali ini lebih serius. Meski untuk itu resikonya ia harus pandai-pandai mengatur waktu antara belajar dan bermain bola.
Setelah masuk Universitas Warmadewa, Denpasar, bakat sepakbola Bayu menemukan saluran yang tepat. Apalagi ketika ia masuk klub amatir anggota Perseden, Putra Ngurah Rai dan Pramuwisata. Sejak itu Bayu benar-benar menemukan dunia yang kemudia hari jadi sumber mencari nafkah. Ia berhasil masuk Perseden Junior tahun 1996-1997.
Akan tetapi, Bayu lagi-lagi harus berhenti bermain sepakbola karena mesti menjalani kewajiban Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai syarat meraih gelar Sarjana Sastra Inggris Universitas Warmadewa.

Biodata Bayusutha:
Nama Lengkap: I Gusti Agung Bayusutha
Panggilan: Bayu
Tempat Tanggal Lahir: Gianyar, 28 Mei 1977
Tinggi/Berat: 180 cm/ 74 kg
Karir Klub: SSB Perseden (Junior), Putra Ngurah Rai (Junior), Pramuwisata (Junior), Perseden Junior (1996-1997), Persegi Gianyar (1999-2003), Pelita KS (2004), Persema Malang (2005-2006) Persib Bandung (2007-2008), Persiram Raja Ampat (2009-2010), Mitra Kukar (2010-....)
Karir Tim Nasional: Indonesia Senior (2006-2007)

Sumber Teks: Tabloid Persib +

Tidak ada komentar:

Posting Komentar